Organisasi KDS


Oleh: Inriyani Takesan


Tabel Organisasi KDS

Versi 1
Versi 2
Top
KPA Provinsi
KPA Kota/
Kabupaten
Middle
KPA Kota/
Kabupaten
Koordinator KDS
Technostructure

Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten
Operating Core
KDS
Anggota KDS (Bagi dalam beberapa divisi)
Support Staff

Dokter,
Penyuluh
Client
ODHA
ODHA
*KPA     : Komisi Penanggulangan AIDS
*KDS     : Kelompok Dukungan Sebaya
*ODHA : Orang terinfeksi HIV/AIDS























Kelompok dukungan sebaya (KDS) merupakan kelompok yang terdiri dari orang terinfeksi HIV/AIDS. Mereka  akan mendampingi orang terinfeksi HIV/AIDS (kasus baru).   Komisi penanggulangan AIDS bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan KDS dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. 

Dinas kesehatan dapat mengambil peran dalam pengawasan sehingga Dinkes memantau bagaimana perkembangan dan kebutuhan terkait pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Dengan demikian Dinkes dapat membuat regulasi terkait HIV/AIDS.   

Organisasi KDS perlu didukung oleh dokter dan penyuluh (Support Staff). Dokter akan sangat membantu dalam hal konsultasi terkait kondisi kesehatan ODHA, terutama apabila ada ketidakcocokan dengan obat yang diberikan sebelumnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ODHA akan mengunjungi dokter bukan hanya karena ada keluhan yang sangat mengganggu namun juga alasan keuangan dan kesempatan (waktu kerja atau mengurus keluarga). Dengan demikian, jika dokter yang menangani kasus HIV/AIDS hanya satu atau dua sehingga tidak bisa meninggalkan tugas di rumah sakit, maka perlu ada penambahan jumlah dokter yang menangani kasus HIV/AIDS. 

Penyuluh akan berperan saat ada orang terinfeksi HIV/AIDS yang belum pernah diberi paparan pengetahuan atau informasi tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. dengan keberadaan penyuluh, kredibilitas akan semakin meningkat sehingga menekan keraguan ODHA karena jika hanya anggota KDS saja yang menjelaskan bagaimana pengalaman kehidupan mereka sebagai ODHA tanpa ada penjelasan dari tenaga kesehatan (penyuluh) tentang HIV/AIDS maka mereka cenderung tidak percaya. Hal ini akan berdampak pada kontrol terhadap anggota KDS baru yang biasanya menolak untuk bergabung atau berbagi kisah hidup dalam pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan KDS. 

Anggota KDS yang akan berperan dalam konsultasi atau lebih dikenal dengan istilah teman sebaya, sebaiknya dibagi dalam beberapa divisi berdasarkan jenis kelamin atau pekerjaan. Misalnya divisi anak/perempuan/laki-laki/pelajar/ibu rumah tangga. Salah satu kendala yang membuat pembagian divisi ini sulit diadakan adalah jumlah anggota KDS yang masih terbatas. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengarahkan ODHA untuk terlibat dalam satu KDS dulu per wilayah sehingga setiap divisi berkesempatan mempunyai anggota yang tidak terlalu sedikit. 

KDS biasanya turut mengambil peran dalam kontrol ODHA yang tercatat sebagai anggota mereka. Sebagian besar anggota KDS lama akan bertemu anggota baru di tempat VCT atau di rumah sakit. Pertemuan tersebut mungkin hanya berlangsung sekali karena ODHA menghindar ataupun tidak meninggalkan jejak sehingga kemudian tidak bisa ditemui lagi. Kadang-kadang ODHA yang hilang tersebut baru diketahui kabarnya jika sudah terlanjur mengalami kondisi yang parah atau bahkan meninggal. 
Menurut saya, KPA harus memperkuat fungsi kontrol ini melalui KDS yang pada dasarnya lebih mudah untuk beroperasi di lapangan. Membangun kepercayaan ODHA adalah hal penting dalam memaksimalkan peran KDS untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA tersebut.        
         

No comments:

Post a Comment