Friday, February 12, 2016

Waspada, 40 Warga Diserang DBD

KUPANG, TIMEX-Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kupang kian bertambah. Data terakhir dari Dinas Kesehatan Kota Kupang, total penderita sudah mencapai 40 orang.

Para pasien ini tengah dirawat di berbagai rumah sakit di Kota Kupang. "Selama lima minggu tahun 2016 ini sudah 40 orang," demikian kata Kepala Bidang P2PI Dinas Kesehatan Kota Kupang, Sri Wahyuningsih, Kamis (11/2) kemarin.

Menurutnya, data 40 pasien tersebut adalah positif DBD berdasarkan hasil diagnosa. Dan, semua pasien dirawat di rumah sakit yang tersebar di Kota Kupang. Tidak ada yang dirawat di Puskesmas.

Sebelumnya ia juga mengatakan kasus DBD di Kota Kupang menyebar di 51 Kelurahan di Kota Kupang. "Saya mengimbau warga Kota Kupang harus bisa belajar hidup bersih dengan menerapkan 3M di lingkungan rumah yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas serta menaburkan bubuk abate. Hal tersebut bertujuan membatasi perkembangbiakan nyamuk," Katanya.

Dikatakannya, abate bisa didapat di Puskesmas terdekat atau petugas akan membagikannya. Sementara fogging (pengasapan) baru dilakukan setelah melakukan penyelidikan epidemilogi apabila terjadi penambahan kasus dan jentik positif lebih dari 50 persen.

Direktur Rumah Sakit Katolik St. Carolus Borromeus Kupang, dr. Herly Soedarmadji menjelaskan pada bulan Januari lalu, terdapat empat pasien DBD yang ditangani pihaknya. Kasus ini mulai ada seiring datangnya musim hujan. Sebab sebelumnya, kasus yang paling menonjol adalah diare.

Disebutkan, Januari lalu, terdapat empat pasien DBD, anak-anak maupun orang dewasa. Semuanya pasien rawat inap. "Kasus ini (DBD, red) ada seiring pergantian musim. Karena kita ketahui bersama, musim hujan memang terlambat. Ini yang harus kita antisipasi segera," ujarnya.

Dijelaskannya, DBD merupakan infeksi yang disebarkan oleh virus dengue yang mengakibatkan demam, pendarahan signifikan yang dapat berakibat shock bahkan kematian. Seseorang bisa terkena DBD jika digigit oleh nyamuk aedes aegypti yang mengandung virus dengue. Virus ini berkembangbiak dalam kelenjar getah bening. Gejalanya seperti demam tinggi, sakit kepala, mual, mimisan dan nyeri otot. Dampak lanjutannya berupa kebocoran pembuluh darah dan rendahnya trombosit darah.

Untuk mengatasi gejala yang ada, kata Herly, penderita perlu diberikan obat penurun demam, teh, sirup, susu, sari buah, oralit dan makanan bergizi. "Perhatikan tubuh anak. Jika ada bercak kemerahan, haruslah dikompres. Bila masih panas, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat," katanya.

Herly berharap, masyarakat harus punya upaya preventif sendiri untuk mencegah penyakit DBD. Selain melalui pengasapan (fogging), penebaran abate (abatisasi), masyarakat bisa menghidupkan kembali gerakan 3 M; menutup, menguras dan menimbun.

Ia mengimbau warga untuk menutup rapat-rapat bak penampung air agar nyamuk tidak bersarang di dalamnya. Sebab, nyamuk aedes aegypti senang menetas di air bersih yang tergenang. Kuraslah bak mandi, minimal satu minggu sekali. Serta timbunlah kaleng dan wadah kosong yang berisi air di dalam tanah, agar nyamuk tidak menemukan tempat untuk bertelur. "Utamakan kebersihan untuk kesehatan," tegas Herly.

Terpisah, Direktur RSUD S. K. Lerik, Marsiana Halek juga menambahkan, terdapat 15 pasien DBD di RS milik Pemkot Kupang tersebut. Ke-15 pasien itu tengah dirawat intensif. ia juga berharap masyarakat terus menjaga kebersihan lingkungan sehingga nyamuk aedes aegypti tidak berkembangbiak.

Dinkes Diminta Lakukan Fogging

Terkait wabah DBD ini, Ketua Komisi IV DPRD Kota Kupang, Livingston Ratu Kadja meminta Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Kesehatan melaksanakan fogging secara sistematis terhadap daerah-daerah rawan nyamuk DBD.

Dinas Kesehatan diminta tidak boleh menunggu sampai jatuh korban jiwa. Aksi pencegahan harus dilakukan sejak dini. "Harus ada perhatian khusus terhadap wilayah rawan, apalagi musim hujan begini," kata Livingstone.

Dikatakannya, dilihat dari data, wilayah yang rawan DBD di Kota Kupang belum diketahui, karena datanya ada di Dinas Kesehatan. Namun yang paling penting adalah masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang gejala DBD.

Oleh karena itu, diharapkan sosialisasi tentang penyakit DBD beserta langkah pencegahannya benar-benar dilakukan secara baik di masyarakat. "Apalagi sesuai pernyataan Kepala Dinas Kesehatan penderita DBD sudah ada. Untuk itu, langkah pencegahan dari Dinas Kesehatan Kota Kupang atau pihak Puskesmas harus perlu dipercepat," katanya. (sam)

Sumber:

No comments:

Post a Comment